Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Cara Penulisan Angka Penting dan Pembulatan Angka Dalam Pelaporan Hasil Pengukuran


Zsmart.id - Salah satu kegiatan yang lazim dilakukan terkait bidang ilmu sains dan teknik adalah terkait tentang pengukuran. Dalam melakukan pelaporan hasil pengukuran perlu diperhatikan beberapa hal salah satunya adalah tentang angka berarti atau angka penting (significant figure). Angka penting (AP) merupakan angka-angka yang memberikan makna terkait keakuratan atau kepresisian suatu hasil kegiatan pengukuran. Pada artikel kali ini akan membahas secara singkat terkait aturan-aturan dalam penulisan angka penting. 

Aturan Penulisan Angka Penting

1) Semua angka bukan nol merupakan angka penting.
    Contoh : 1345 memiliki 4 AP  754329 memiliki 6 AP; 230 memiliki 2 AP

2) Kasus khusus pada poin 1, jika dalam hasil pengukuran maka nol termasuk angka penting.
    Contoh : 200m memiliki 3 AP; 30m memiliki 2 AP

3) Angka nol yang berada di antara angka bukan nol merupakan angka penting.
    Contoh : 2051 memiliki 4 AP; 3001 memiliki 4 AP; 200510 memiliki 5 AP

4) Dalam desimal, angka nol yang muncul sebelum angka bukan nol bukan angka penting.
    Contoh : 0.002 memiliki 1 AP; 0.325 memiliki 3 AP

5) Dalam desimal, angka nol yang muncul setelah angka bukan nol adalah angka penting.
    Contoh : 12.300 memiliki 5 AP; 32.3020 memiliki 6 AP

Aturan Pembulatan Angka

Selain tentang aturan angka penting, terdapat juga beberapa aturan yang perlu diketahui terkait tentang pembulatan dalam penulisan angka-angka, yakni :

1) Jika angka terakhir lebih kecil dari 5, maka pembulatan mengacu pada angka sebelumnya. 
    Contoh : 2.74 dibulatkan menjadi 2.7

2) Jika angka terakhir lebih besar dari 5, maka dilakukan pembulatan ke atas.
    Contoh : 2.78 dibulatkan menjadi 2.8

3) Jika angka terakhir adalah 5 dan diawali oleh angka genap maka angka tersebut tidak berubah.
    Contoh : 2.450 dibulatkan menjadi 2.4; 

4) Jika angka terakhir adalah 5 dan diawali oleh angka ganjil maka angka tersebut ditambah satu.
    Contoh : 2.35 dibulatkan menjadi 2.4

5) Jika angka terakhir adalah 5 dan diikuti oleh angka bukan nol, maka angka sebelum angka 5 ditambah 1.
    Contoh : 13.452 dibulatkan menjadi 13.5

Setelah mengetahui terkait aturan penulisan angka penting dan pembulatan, maka selanjutnya adalah mengetahui bagaimana aturan-aturan tersebut digunakan dalam operasi matematik

Aturan Penjumlahan dan Pengurangan

Dalam hasil operasi penjumlahan atau pengurangan, jumlah angka penting setelah tanda desimal mengikuti jumlah angka penting yang paling kecil.
Contoh : 13.45 + 4.2 = 17.65. Dalam hal ini, angka penting terkecil adalah sebanyak 1 (yakni angka 2 pada 4.2) olehnya 13.45 + 4.2 = 17.6

Aturan Perkalian dan Pembagian

Dalam hasil operasi perkalian atau pembagian, jumlah angka penting mengikuti angka penting terkecil dari operasi tersebut.
Contoh : 1.6 x 17.46 = 23.136. Dalam hal ini angka penting terkecil adalah sebanyak 2 (yakni angka 1.6 memiliki 2 AP) olehnya 1.6 x 17.46 = 23

Beberapa contoh

  1. Angka 17005 memiliki 5 AP
  2. Angka 17.0 memiliki 3 AP
  3. Angka 0.0034 memiliki 2 AP
  4. Angka 67.47 dapat dibulatkan menjadi 67.5
  5. Angka 67.5 dapat dibulatkan menjadi 68
  6. Angka 2.452 dibulatkan menjadi 2.5
  7. Angka 3.375 dibulatkan menjadi 3.38
  8. Hasil dari 12.4 + 6.2 -3.22 = 15.38 dapat disederhanakan menjadi 15.3 ~ 15
Sekian informasi terkait panduan penulisan angka penting dan pembulatan angka dala menuliskan hasil pengukuran. Semoga bermanfaat !

Zsmart.id
Zsmart.id Blog Pendidikan dan Informasi

Post a Comment for "Cara Penulisan Angka Penting dan Pembulatan Angka Dalam Pelaporan Hasil Pengukuran"

close